cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Aksara
Published by Balai Bahasa Bali
ISSN : 08543283     EISSN : 25800353     DOI : -
Core Subject : Education,
AKSARA is a journal that publishes results of literary studies researches, either Indonesian, local, or foreign literatures. All articles in AKSARA have passed reviewing process by peer reviewers and edited by editors. AKSARA is published by Balai Bahasa Bali twice a year, June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017" : 10 Documents clear
PEMAKNAAN MOTIF TABU DALAM CERITA RAKYAT DI WILAYAH BEKAS KERAJAAN MULAWARMAN, KERAJAAN HINDU TERTUA DI INDONESIA Riana, Derri Ris
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.172 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.80.197-210

Abstract

Penelitian cerita rakyat sebagai pengungkap budaya masyarakat yang mengandung kearifan lokal masih penting dilakukan. Apalagi, cerita rakyat yang berkembang di wilayah bekas Kerajaan Mulawarman, kerajaan Hindu tertua di Indonesia belum diungkap secara detil. Dengan menggunakan metode studi sastra lisan dan pendekatan tipe-motif, Stith Thompson, artikel ini berusaha mengungkap Kerajaan Mulawarman, menguraikan cerita rakyat yang berkembang di wilayah tersebut, memaparkan motif tabu yang terdapat dalam keempat cerita rakyat, yaitu “Legenda Patung Batu Desa Pantun”, “Legenda Gua Kombeng”, “Kutukan Sang Kudungga”, dan “Kisah Baung Putih”, serta menguraikan konsep tabu pada masyarakat sekarang. Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka, sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara informan, pengamatan, perekaman, dan pencatatan. Metode analisis data menggunakan kritik teks, sedangkan teknik analisis data menggunakan klasifikasi motif Thompson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya fakta-fakta historis Kerajaan Mulawarman melalui kajian keempat cerita tersebut, serta terkuaknya beragam motif tabu yang terdapat di dalam masyarakat Kutai. Pemaknaan konsep tabu ini masih berlangsung di masyarakat Kutai. Beberapa hal tabu masih berlangsung sampai dengan saat ini, sedangkan yang lain sudah tidak berlaku lagi karena pengaruh perkembangan zaman dan permasifan globalisasi. Motif tabu merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Kutai Kartanegara yang perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai yang sangat bermanfaat.
INTERPERSONAL METADISCOURSE MARKERS AS PERSUASIVE STRATEGIES IN BARACK OBAMA’S 2012 CAMPAIGN SPEECHES Sukma, Bayu Permana
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.106 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.82.283-292

Abstract

One of language features which can be applied to reach the persuasive goal is interpersonal metadiscourse. Although it has been frequently investigated in written texts, research on interpersonal metadiscourse in campaign speeches is still relatively hard to find, whereas a lot of features of interpersonal metadiscourse in campaign speeches are used as persuasive strategies. This study aims to explain the meaning of interpersonal metadiscourse markers applied in Barack Obama’s campaign speeches related to his persuasive strategy. The data are analyzed by using Dafouz’s (2008) theory of interpersonal metadiscourse markers categorization. The method used in this study is descriptive qualitative. The results reveal that all interpersonal metadiscourse markers categories, namely hedges, certainty markers, attributors, attitude markers, and commentaries, are used in Barack Obama’s campaign speeches. High frequency of use of attitude markers and commentaries shows that Obama in his campaign speeches tries to build emotional ties with his audience as his persuasive strategy. 
REPRESENTASI KOLONIALISME DALAM TJERITA NJI PAINA KARYA H. KOMMER Harum, Diah Meutia
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.052 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.72.155-169

Abstract

                                                The study describes the life in colonial era using the theory of postcolonialism. This theory is used to reveal the facts of the story in a short story titled Tjerita Nji Paina by H. Kommer about representation and treatment of natives by colonialist society in those days. The short story of Tjerita Nji Paina brings the theme of domination and hegemony against indigenous and women. H. Kommer was one of the writers of the Dutch East Indies who often criticize the Dutch colonial government, especially against sugar businessmen. His works voiced opposition to the sugar businessman who oppressed the indigenous workers from that period. This research try to reveal the image of colonialism through the description of the figures contained in this story by using the theory of characterization. There are three figures described in this study. Each character represents superior and inferior binary opposition in colonial society in the Indies at that time. Furthermore, postcolonial theory from Edward Said used to reveal hegemony and domination of the natives by the Dutch colonials. From the theory used to the Tjerita Nji Paina text it is seen that hegemony and dominance got the legitimacy from the Dutch rulers who deceived the character Niti as subordinates at the sugar factory to hand over his daughters to become “nyai” or concubine to the character of Mr. Briot, his superior at the sugar factory. AbstrakPenelitian yang menggambarkan kehidupan di era kolonialial ini menggunakan teori poskolonialisme. Teori ini digunakan untuk mengungkapkan fakta cerita dalam cerita pendek berjudul Tjerita Nji Paina karya H. Kommer tentang representasi dan perlakuan terhadap pribumi oleh masyarakat kolonialis di masa itu. Cerpen Tjerita Nji Paina membawakan tema dominasi dan hegemoni terhadap pribumi dan terhadap perempuan. H. Kommer adalah salah satu penulis di zaman Hindia Belanda yang sering mengkritik pemerintah pendudukan Belanda, khususnya terhadap kaum pengusaha gula. Karya-karyanya menyuarakan perlawanan terhadap pengusaha gula yang menindas pekerja pribumi di masa itu  Penelitian ini mencoba mengungkap gambaran kolonialisme itu melalui deskripsi tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita ini dengan menggunakan teori penokohan. Ada tiga tokoh yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini. Setiap tokoh merepresentasikan oposisi biner superior dan inferior dalam masyarakat kolonial di Hindia Belanda pada masa itu. Selanjutnya, digunakan teori poskolonial oleh Edward Said untuk melihat hegemoni dan dominasi terhadap kaum pribumi oleh kolonial Belanda. Dari teori yang digunakan terhadap teks Tjerita Nji Paina terlihat bahwa hegemoni dan dominasi mendapat legitimasi dari penguasa Belanda yang memperdaya tokoh Niti sebagai bawahan di pabrik gula untuk menyerahkan anak gadisnya menjadi nyai atau gundik dari tokoh Tuan Briot, atasannya di pabrik.   
EKSISTENSI PUISI INDONESIA DI BALI PADA ERA KOLONIAL Putra, I Nyoman Darma
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.632 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.192.171-182

Abstract

Kontribusi Bali pada masa-masa awal perkembangan sastra Indonesia dikenal sebatas karya-karya Panji Tisna. Hal ini tidak mengherankan karena tahun 1930-an Panji Tisna sudah menulis beberapa novel seperti Sukreni Gadis Bali (1936) yang diterbitkan Balai Pustaka dan menjadi karya klasik yang masih mengalami cetak ulang sampai sekarang. Sebetulnya, di luar karya Panji Tisna ada banyak puisi yang dipublikasikan penulis Bali di media massa seperti Surya Kanta, Bali Adnyana, dan Djatajoe, terbit di Singaraja pada era kolonial, 1920-an hingga awal 1940-an. Makalah ini mengidentifikasi puisi Indonesia penyair Bali yang terbit pada zaman kolonial dan menganalisis tema-temanya dikaitkan secara intertekstual dengan wacana sosial yang berkembang saat itu. Makalah ini menyimpulkan tiga hal. Pertama, puisi penyair Bali ikut memperkaya khasanah sastra Indonesia pada masa awal pertumbuhannya. Kedua, kehadiran puisi penyair Bali di media massa lokal ikut memperkenalkan sastra nasional di daerah Bali. Ketiga, puisi penyair Bali dijadikan media bagi penulisnya untuk mengartikulasikan kepedulian sosial, misalnya masalah pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan dan kekhawatiran masyarakat Bali yang tidak siap menghadapi dampak pariwisata.  
INTERPRETASI SEGMEN BUNYI BAHASA JAWA KUNA: ANALISIS SPEECH ANALYZER DAN FITUR DISTINGTIF Erawati, Ni Ketut Ratna
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.472 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.79.225-238

Abstract

Bahasa Jawa Kuna merupakan salah satu dialek temporal yang pernah ada di Indonesia, khususnya di Jawa.. Bahasa tersebut diperkirakan berkembang dari abad IX hingga akhir abad XV. Secara tipologi fonologis, bahasa Jawa Kuna memiliki sistem tujuh vokal dasar. Dari i sudut tipologi morfologis, bahasa tersebut termasuk tipe aglutinasi dengan ciri utamanya, yaitu satu kata terdiri dari satu atau lebih morfem sebagai pembentuknya. Bahasa yang  aglutinatif memiliki kata dasar dan morfem terikat sebagai pembentuk kata menampakkan ciri analisis yang bersifat morfofonemik. Dengan demikian, dalam proses pembentukan kata sering terjadi proses perpaduan morfem yang berdampak pada perubahan fonem. Oleh karena itu, telaah  morfem-morfem dan variasi fonem yang cukup banyak cocokdianalisis berdasarkan fonologi generatif. Secara fonologis, perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dapat ditelusuri dengan tepat berdasarkan teori fitur distingtif dan metode mekanik speechanalyser. Cara tersebut digunakan untuk menelaah dan menginterpretasi pelafalan segmen bunyi dalam bahasa Jawa Kuna. Di samping itu, segmen bunyi yang telah terjadi dalam tuturan yang ada dalam teks bahasa Jawa Kuna dapat dijelaskan secara lebih tuntas. Berdasarkan hasil telaahan, segmen bunyi terutamavokal dalam bahasa Jawa Kuna, seperti: segmen /u/ yang diikuti dengan /i/ berubah menjadi /w/, segmen bunyi /a/ diikuti /i/ menjadi /e/, dan segmen /i/ diikuti /a/ menjadi /y/.  Perubahan-perubahan seperti itu tentu memiliki kelas dan fitur bunyi yang saling mempengaruhi. Hal seperti itu  perlu dikaji lebih detail karena secara kasat mata satu segmen tunggal sebenarnya merupakan dua buah fonemmerger yang mengalami proses fonologis.  
PENGALIHWAHANAAN PARIBASA BALI LISAN KE DALAM LAGU BALI POPULER Turaeni, Ni Nyoman Tanjung
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.677 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.124.211-224

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kearifan lokal Bali melalui ungkapan-ungkapan lisan dalam lirik lagu Bali populer. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ungkapan-ungkapan lisan yang terdapat dalam lirik lagu Bali populer. Masalah yang akan dibahas dalam penelitian adalah bagaimana bentuk ungkapan-ungkapan lisan ditransformasikan melalui lirik lagu Bali populer dan bagaimana fungsi dan makna ungkapan lisan yang dimanfaatkan dalam lirik lagu tersebut. Berdasarkan tujuan penelitian ini, pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dengan teknik baca catat. Metode analisis penelitian ini menerapkan metode deskriptif analitik dengan teknik hermeneutik. Teori yang digunakan penelitian ini menggunakan transformasi. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa ungkapan-ungkapan lisan yang tertuang dalam lirik lagu Bali populer sarat dengan kearifan lokal Bali, terutama tentang sistem kehidupan masyarakat dalam berperilaku terhadap lingkungan. Selain itu, melalui lirik lagu Bali populer yang mengandung unsur ungkapan lisan diharapkan dapat membangun pembentukan karakter generasi muda sekaligus melestarikan kearifan lokal dan memperkenalkan lagu-lagu Bali populer dalam masyarakat secara umum.  
IMPLIKATUR KAMPANYE POLITIK DALAM KAIN RENTANG DI RUANG PUBLIK Handono, Suryo
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.245 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.52.253-266

Abstract

Kampanye politik merupakan komunikasi yang terencana untuk membentuk suatu citra yang diharapkan oleh penutur. Tuturan dalam komunikasi itu terdapat maksud yang tersurat dan tersirat atau disebut implikatur. Penelitian ini mengkaji implikatur dan sumber implikatur kampanye politik dalam kain rentang di ruang publik. Penyediaan data dilakukan menggunakan metode simak dengan teknik catat dan rekam. Melalui analisis pragmatik dengan metode padan terungkap bahwa dalam kampanye politik terdapat implikatur konvensional dan konversasional. Implikatur konversasional yang timbul adalah meyakinkan, mengajak, meminta, menjanjikan dan memerintah. Implikatur tersebut bersumber pada penerapan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan. Penerapan prinsip kerja sama meliputi pemenuhan dan pelanggaran maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Kemudian, penerapan prinsip kesantunan meliputi pemenuhan maksim ketimbangrasaan serta pelanggaran maksim ketimbangrasaan, kemurahhatian, dan kerendahhatian.
TRANSGENDER DALAM NOVEL CALABAI KARYA PEPI AL BAYQUNIE: KAJIAN IDENTITAS Purwaningsih, Purwaningsih
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.555 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.74.183-196

Abstract

Makalah ini membahas isu identitas gender yang terdapat dalam Novel Calabai yang ditulis oleh Pepi Al Bayqunie pada tahun 2016. Calabai merupakan novel yang mengisahkan tentang jiwa perempuan yang terperangkat dalam tubuh laki-laki. Dengan menggunakan konsep identitas Stuart Hall sebagai titik tolak, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses perubahan tokoh Saidi sebagai seorang laki-laki dalam membentuk identitas perempuannya di dalam keluarga dan masyarakat sekitarnya yang masih menganut konsep oposisi binar maskulin dan feminim yang ajeg. Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi pustaka dengan teknik catat sedangkan metode analisis data menggunakan metode deskriptif analitis kritis dengan teknik interpretasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel Calabai menawarkan suatu wacana tentang identitas yang dinamis. Identitas yang dinamis direpresentasikan melalui sosok tokoh Saidi sebagai penanda (signifier) bahwa gender manusia bukan merupakan suatu fenomena yang bersifat statis. Dalam proses perjalananya untuk mencapai identitas gendernya, Saidi banyak memiliki kendala dan hambatan. Dengan caranya, Saidi mencoba melakukan perlawanan terhadap tatanan gender di masyarakat tempat ia berada. Strategi yang dilakukan tokoh Saidi untuk menunjukan identitas dirinya merupakan cerminan bahwa sebuah identitas bersifat cair. Identitas terus berproses dan selalu dikonstruksikan dalam ruang dan waktu. 
MAKNA KOSAKATA “JATUH” DALAM BAHASA SUNDA DAN BAHASA JAWA Maemunah, Emma
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.489 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.38.239-252

Abstract

Sundanese and Javanese language derived from the same proto language. There are many similarities in both languages. The similarities are in the form and meaning. This study discusses the form and the meaning of vocabularyof "fall" in Sundanese and Javanese. The aim of this study is to describe the form of "fall" in Sundanese and Javanese as well as the shift of meaning happened to the vocabulary. Using the comparative historical linguistics and semantics, the vocabularyof "fall" will be analyzed qualitatively. The data are list of vocabulary of "fall" in Sundanese and Javanese. Data are qualified in accordance with the objectives to be achieved. The analysis showed that the vocabulary of "fall" of Sundanese and Javanese have similarities, in both form and meaning. In addition, There are also some vocabularies which shifted (expanded and narrowed) and changed the meaning.
ANALISIS WACANA KRITIS “SEMUA KARENA AHOK” PROGRAM MATA NAJWA METRO TV Suciartini, Ni Nyoman Ayu
Aksara Vol 29, No 2 (2017): Aksara, Edisi Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.568 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v29i2.54.267-282

Abstract

Analisis Wacana Kritis selalu menarik untuk dikaji lebih dalam. Kuasa media dan persepsi publik yang membuat penelitian wacana kritis terus tumbuh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis wacana kritis model Van Djik dalam program Mata Najwa episode “Semua karena Ahok”? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan analisis wacana kritis model AWK Van Djik dikonstruksi Najwa Sihab selaku pembawa acara dalam program Mata Najwa “Semua karena Ahok”. Metode yang digunakan yaitu AWK model Van Djik. Teknik analisis datanya menggunakan teknik dokumentasi dan observasi. Teori yang digunakan yaitu analisis wacana kritis model Van Djik, teori media. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Struktur makro yang terdapat dalam wacana yaitu kebijakan Ahok, 1,5 tahun kepemimpinan Ahok, reklamasi Pulau G, penggusuran warga bantaran kali dan waduk, pembangunan rusunawa, melangkah menuju pilkada 2017 lewat jalur independen, kepemimpinan Ahok, (2) Superstruktur, bagian pendahuluan dibuka dengan narasi yang memukau, kemudian pembahasan ditonjolkan lewat fakta-fakta yang tersaji, baik melalui video, maupun wawancara secara langsung kepada warga DKI Jakarta yang ikut menilai 1,5 tahun kepemimpinan Ahok, yang paling ditonjolkan yaitu bagian penutup yang berisikan kritik-kritik untuk gaya kepemimpinan Ahok di masa depan untuk Jakarta yang lebih baik, (3) Dari struktur mikro, analisis semantik, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Najwa kesemuanya berisi analisis segala hal yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan Ahok untuk tetap menjadi pemimpin DKI Jakarta. Dari segi sintaksis, kalimat tanyalah yang mendominasi pernyataan Najwa untuk menggali informasi. Stilistik yang digunakan yaitu gaya bahasa tegas, lugas, apa adanya, dan transparan sesuai dengan semboyan yang diusung Metro Tv. Dari segi retoris, penekanan-penekanan yang dilakukan Najwa yaitu dengan beberapa pilihan kata dan ungkapan yang semakin mendukung pertanyaan. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10